7 Adat Budaya Sasak Lombok yang Masih di Lestarikan Sampai Sekarang
Macam-Macam Adat serta Budaya di Lombok - Sampai sekarang di Lombok ada beberapa jenis budaya wilayah yang telah berkembang dalam warga hingga bila diurus dengan profesional dapat menarik ketertarikan pelancong untuk bertandang di Lombok yang selanjutnya bisa tingkatkan penghasilan warga.
Lombok memang memiliki beberapa jenis budaya, adat dan tradisi di masing masing berbeda beda. Namun sampai saat ini semakin perkembangan zaman, Kini adat tradisi dan budaya sudah banyak Luntur.
Namun tidak dengan budaya ini. berikut Beberapa pertunjukan budaya di lombok yang masih dilestarikan. Beberapa pertunjukan budaya wilayah ini diantaranya:
Disebutkan Gendang Beleq sebab salah satunya alatnya ialah gendang beleq (gendang besar). Orkestra ini terdiri atas dua buah gendang beleq yang disebutkan gendang mama (lelaki) serta gendang nina(wanita), berperan jadi pembawa dinamika.
Satu gendang kodeq (gendang kecil), dua buah reog jadi pembawa melodi semasing reog mama, terdiri atas dua suara serta satu reog nina, satu perembak beleq yang berperan jadi alat ritmis, delapan buah perembak kodeq.
Perembak ini sedikitnya enam buah serta terbanyak sepuluh. Berperan jadi alat ritmis, satu petuk jadi alat ritmis, satu gong besar jadi alat ritmis, satu gong penyentak, jadi alat ritmis, satu gong oncer, jadi alat ritmis, serta dua buah bendera maerah tahu kuning yang disebutkan lelontek.
Menurut narasi, gendang beleq ini dahulu dimainkan jika ada pesta-pesta kerajaan, sedang jika ada perang berperan jadi komandan perang, sedang copek jadi prajuritnya. Jika butuh datu (raja) turut berperang, di sini payung agung akan dipakai.
Saat ini peranan payung ini ditiru dalam upacara perakawinan. Gendang beleq bisa dimainkan sekalian berjalan atau duduk. Formasi waktu berjalan memiliki ketentuan tersendiri, berlainan dengan duduk yang tidak memiliki ketentuan.
Pada saat dimainkan pembawa gendang beleq akan memainkannya sekalian menari, demikian pula pembawa petuk, copek serta lelontok.
Bau Nyale ialah satu momen serta adat yang benar-benar melegenda serta memiliki nilai sakral tinggi buat suku Sasak. Adat ini dimulai oleh cerita satu orang Putri Raja Tonjang Baru yang benar-benar cantik yang dipanggil dengan Putri Mandalika.
Sebab kecantikannya itu beberapa Putra Raja, merebutkan untuk meminangnya. Bila salah satunya Putra raja tidak diterima pinangannya maka memunculkan peperangan. Sang Putri memutuskan pada tanggal 20 bulan ke-10 untuk menceburkan diri ke laut terlepas.
Diakui oleh warga sampai sekarang jika Nyale ialah jelmaan dari Putri Mandalika. Nyale ialah semacam binatang laut berkembang biak dengan bertelur, perkelaminan di antara jantan serta betina. Upacara ini diselenggarakan satu tahun sekali.
Buat warga Sasak, Nyale dipakai untuk berbagai macam kepentingan seperti makanan (Emping Nyale), ditaburkan ke sawah untuk kesuburan padi, lauk pauk, obat kuat serta yang lain yang berbentuk magis sesuai kepercayaan semasing.
Upacara Rebo bontong ditujukan untuk menampik bala (musibah/penyakit), dikerjakan tiap tahun sekali pas di hari Rabu minggu paling akhir bulan Safar.
Menurut keyakinan warga Sasak jika di hari Rebo Bontong merupakan pucuk berlangsung Bala (musibah/penyakit), hingga sampai saat ini masih diakui untuk mengawali satu pekerjaan tidak dimulai di hari Rebo Bontong.
Rebo Bontong ini memiliki kandungan makna Rebo serta Bontong yang bermakna putus hingga jika dikasih awalan pe jadi pemutus. Upacara Rebo Bontong ini sampai saat ini tetap dikerjakan oleh warga di Kecamatan Pringgabaya.
Kesenian Slober salah satu type musik tradisionil Lombok yang termasuk cukup tua, beberapa alat musiknya benar-benar unik serta simpel yng dibuat dari pelepah enau dengan panjang 1 jengkal serta lebar 3 cm.
Kesenian slober di dukung dengan perlengkapan yang lain yakni gendang, petuq, rincik, gambus, seruling. Nama kesenian slober diambil dari salah satu orang masyarakat desa Pengadangan kecamatan Pringgasela yang bernama Amaq Asih alias Amaq Slober.
Kesenian ini salah satunya kesenian yang masih eksis sampai sekarang yang umumnya dimainkan pada tiap bulan purnama.
Lomba Memaos atau membaca lontar yakni lomba bercerita hikayat kerajaan waktu lampau, satu barisan pepaos terbagi dalam 3-4 orang, seseorang jadi pembaca, seseorang jadi pejangga serta seseorang jadi simpatisan vokal.
Arah pembacaan narasi ini untuk tahu kebudayaan waktu lampau, serta memberikan nilai-nilai budaya pada generasi penerus. Kesenian memaos ini diangkat kembali jadi asset budaya wilayah serta bisa jadikan jadi daya tarik wisata terutamanya wisata budaya.
Kesenian Bela diri ini telah ada semenjak zaman kerajaan-kerajaan di Lombok, awalannya ialah seperti latihan pedang serta perisai sebelum pergi ke medan pertarungan.
Pada perubahannya sampai sekarang senjata yang digunakan berbentuk sebilah rotan dengan susunan aspal serta pecahan kaca yang dihaluskan, sedang perisai (Ende) dibuat dari kulit lembu atau kerbau. Tiap pemainnya/pepadu diperlengkapi dengan ikat kepala serta kain panjang.
Kesenian ini tidak terlepas dari upacara ritual serta musik yang menghidupkan semangat untuk berperang. Laga akan di stop bila salah satunya pepadu keluarkan darah atau di stop oleh juri.
Meskipun perkelahian cukup hebat serta seringkali berlangsung cidera sampai mengucurkan darah di dalam ajang., tapi di luar ajang jadi pepadu yang junjung tinggi sportifitas tidak ada dendam antara mereka. Berikut pepadu Sasak.
Festival Periseian diselenggarakan tiap tahun di Kabupaten Lombok Timur serta diikuti oleh pepadu sepulau Lombok.
Lombok tidak hanya menyajikan objek wisatanya saja yang menarik, tetapi juga tradisi yang unik. Salah satu tradisi unik bernama Tradisi Kawin Culik. Dari namanya saja sudah unik bukan?
Tradisi Kawin Culik ini yang hanya akan kamu temui di pernikahan suku Sasak Lombok khususnya di daerah suku Sasak yang mendiami tempat tinggalnya. Tradisi ini ada sejak zaman raja-raja Lombok. Konon bermula dari seorang puteri cantik hingga banyak lelaki yang ingin meminangnya. Namun, lelaki-lekai itu harus melewati tantangan yaitu menculik sang puteri di sebuah ruang yang dijaga ketat.
Tradisi Kawin Culik merupakan budaya pernikahan suku Sasak Lombok yang turun temurun dilakukan. Kawin culik ini tidak dilakukan secara sembarangan, ada aturan mainnya. Biasanya sang wanita dan pria yang ingin menikah akan membuat janji kapan prosesi kawin culik terjadi. Lho, diculik kok diskusi dulu. Lucu!
Waktu yang ditetapkan harus malam hari ini untuk menghindari keributan. Ada yang mengatakan juga untuk menghindari penculikan yang dilakukan saingan si lelaki. Selain dilakukan di malam hari, penculikan ini adalah rahasia. Hanya pria, wanita, dan beberapa kerabat yang mengetahui proses penculikan ini terjadi.
Namun tidak dengan budaya ini. berikut Beberapa pertunjukan budaya di lombok yang masih dilestarikan. Beberapa pertunjukan budaya wilayah ini diantaranya:
Adat Budaya Lombok yang Masih di Lestarikan Sampai Saat Ini
1. Gendang Beleq
Gendang Belek - Budaya tradisi adat Lombok NTB |
Satu gendang kodeq (gendang kecil), dua buah reog jadi pembawa melodi semasing reog mama, terdiri atas dua suara serta satu reog nina, satu perembak beleq yang berperan jadi alat ritmis, delapan buah perembak kodeq.
Perembak ini sedikitnya enam buah serta terbanyak sepuluh. Berperan jadi alat ritmis, satu petuk jadi alat ritmis, satu gong besar jadi alat ritmis, satu gong penyentak, jadi alat ritmis, satu gong oncer, jadi alat ritmis, serta dua buah bendera maerah tahu kuning yang disebutkan lelontek.
Menurut narasi, gendang beleq ini dahulu dimainkan jika ada pesta-pesta kerajaan, sedang jika ada perang berperan jadi komandan perang, sedang copek jadi prajuritnya. Jika butuh datu (raja) turut berperang, di sini payung agung akan dipakai.
Saat ini peranan payung ini ditiru dalam upacara perakawinan. Gendang beleq bisa dimainkan sekalian berjalan atau duduk. Formasi waktu berjalan memiliki ketentuan tersendiri, berlainan dengan duduk yang tidak memiliki ketentuan.
Pada saat dimainkan pembawa gendang beleq akan memainkannya sekalian menari, demikian pula pembawa petuk, copek serta lelontok.
2. Bau Nyale
Bau Nyale - Budaya tradisi adat Lombok NTB |
Sebab kecantikannya itu beberapa Putra Raja, merebutkan untuk meminangnya. Bila salah satunya Putra raja tidak diterima pinangannya maka memunculkan peperangan. Sang Putri memutuskan pada tanggal 20 bulan ke-10 untuk menceburkan diri ke laut terlepas.
Diakui oleh warga sampai sekarang jika Nyale ialah jelmaan dari Putri Mandalika. Nyale ialah semacam binatang laut berkembang biak dengan bertelur, perkelaminan di antara jantan serta betina. Upacara ini diselenggarakan satu tahun sekali.
Buat warga Sasak, Nyale dipakai untuk berbagai macam kepentingan seperti makanan (Emping Nyale), ditaburkan ke sawah untuk kesuburan padi, lauk pauk, obat kuat serta yang lain yang berbentuk magis sesuai kepercayaan semasing.
3. Upacara Rebo Bontong
Rebo Bontong - Budaya tradisi adat Lombok NTB |
Menurut keyakinan warga Sasak jika di hari Rebo Bontong merupakan pucuk berlangsung Bala (musibah/penyakit), hingga sampai saat ini masih diakui untuk mengawali satu pekerjaan tidak dimulai di hari Rebo Bontong.
Rebo Bontong ini memiliki kandungan makna Rebo serta Bontong yang bermakna putus hingga jika dikasih awalan pe jadi pemutus. Upacara Rebo Bontong ini sampai saat ini tetap dikerjakan oleh warga di Kecamatan Pringgabaya.
4. Slober
Slober - Budaya tradisi adat Lombok NTB |
Kesenian slober di dukung dengan perlengkapan yang lain yakni gendang, petuq, rincik, gambus, seruling. Nama kesenian slober diambil dari salah satu orang masyarakat desa Pengadangan kecamatan Pringgasela yang bernama Amaq Asih alias Amaq Slober.
Kesenian ini salah satunya kesenian yang masih eksis sampai sekarang yang umumnya dimainkan pada tiap bulan purnama.
5. Lomba Memaos
Memaos - Budaya tradisi adat Lombok NTB |
Arah pembacaan narasi ini untuk tahu kebudayaan waktu lampau, serta memberikan nilai-nilai budaya pada generasi penerus. Kesenian memaos ini diangkat kembali jadi asset budaya wilayah serta bisa jadikan jadi daya tarik wisata terutamanya wisata budaya.
6. Peresean
Peresean - Budaya tradisi adat Lombok NTB |
Pada perubahannya sampai sekarang senjata yang digunakan berbentuk sebilah rotan dengan susunan aspal serta pecahan kaca yang dihaluskan, sedang perisai (Ende) dibuat dari kulit lembu atau kerbau. Tiap pemainnya/pepadu diperlengkapi dengan ikat kepala serta kain panjang.
Kesenian ini tidak terlepas dari upacara ritual serta musik yang menghidupkan semangat untuk berperang. Laga akan di stop bila salah satunya pepadu keluarkan darah atau di stop oleh juri.
Meskipun perkelahian cukup hebat serta seringkali berlangsung cidera sampai mengucurkan darah di dalam ajang., tapi di luar ajang jadi pepadu yang junjung tinggi sportifitas tidak ada dendam antara mereka. Berikut pepadu Sasak.
Festival Periseian diselenggarakan tiap tahun di Kabupaten Lombok Timur serta diikuti oleh pepadu sepulau Lombok.
7. Tradisi Kawin Culik, Budaya Unik Dari Suku Sasak Lombok
Culik pengantin - Budaya tradisi adat Lombok NTB |
Tradisi Kawin Culik ini yang hanya akan kamu temui di pernikahan suku Sasak Lombok khususnya di daerah suku Sasak yang mendiami tempat tinggalnya. Tradisi ini ada sejak zaman raja-raja Lombok. Konon bermula dari seorang puteri cantik hingga banyak lelaki yang ingin meminangnya. Namun, lelaki-lekai itu harus melewati tantangan yaitu menculik sang puteri di sebuah ruang yang dijaga ketat.
Tradisi Kawin Culik merupakan budaya pernikahan suku Sasak Lombok yang turun temurun dilakukan. Kawin culik ini tidak dilakukan secara sembarangan, ada aturan mainnya. Biasanya sang wanita dan pria yang ingin menikah akan membuat janji kapan prosesi kawin culik terjadi. Lho, diculik kok diskusi dulu. Lucu!
Waktu yang ditetapkan harus malam hari ini untuk menghindari keributan. Ada yang mengatakan juga untuk menghindari penculikan yang dilakukan saingan si lelaki. Selain dilakukan di malam hari, penculikan ini adalah rahasia. Hanya pria, wanita, dan beberapa kerabat yang mengetahui proses penculikan ini terjadi.
Posting Komentar untuk "7 Adat Budaya Sasak Lombok yang Masih di Lestarikan Sampai Sekarang"